November 17, 2014 • berita
Kali ini saya akan mencoba menggali, menyebarkan dan menggagas beberapa ide kecil dan mimpi-mimpi pengguna komputasi di Indonesia. Pertanyaan diatas merupakan kesempatan dan tantangan bagi pecinta open source di bumi pembajak ini. Tergantung dari sudut mana kita memandang; sebagai kesempatan, karena perkembangan open source Indonesia melebihi perkembangan open source di belahan bumi manapun.
Lihatlah forum, grup, komunitas linux di Indonesia begitu massive, terstruktur, dan sistematis (he…he…he…., meminjam penyataan tokoh nasional) bergerak, membantu memecahkan masalah bersama, merasa satu tubuh. Kekuatan yang luar biasa yang tidak ada di komunitas pengguna sistem operasi berbayar.
Tantangan terbesar open source adalah paradigma masyarakat kita yang menganggap bahwa open source itu susah. Padahal android yang sehari-hari mereka pakai adalah open source. Disinilah dibutuhkan komitmen bersama untuk mengubah paradigma tersebut. Tantangan inilah yang harus dijawab oleh seluruh stageholder open source di Indonesia, menjadi tanggung jawab bagi seluruh pecinta, pengguna, pemerhati dan pemerhati open source di bumi pertiwi ini.
Ok, menjawab mengapa Grombyang OS 1.04 ini begitu istimewa. Berikut ini gagasan atau ide-ide yang muncul selama proses pembuatan remaster ubuntu 14.04 LTS, sejak ngobrol-ngobrol ringan di chatting, menggali masukan dari pengguna dan pemerhati ubuntu di grup Ubuntu Indonesia, Ubuntu Indonesia, Ubuntu Linux Indonesia, Ayo Belajar Linux, grup KPLI seluruh Indonesia, grup RTIK (Relawan TIK) maupun masukan yang dikirimkan ke pages maupun web Grombyang OS.
Pertama, open source sendiri merupakan bentuk pendidikan dan perlawanan dari rezim copyright, dimana rezim ini mengeksploitasi kekayaan intelektual sebagai sumber kekayaan industri komputasi mainstream. Yang diuntungkan korporasi bukan pencipta atau penemu “kekayaan intelektual” itu sendiri. Korporasi menjadi owner dan mengeruk keuntungan dari penemuan, penciptaan produk tersebut, baik berupa software, ebook maupun pemikiran lainnya.
Antitesis dari copyright ini muncul gerakan copyleft. Siapapun bisa menyebarkan, memodifikasi, menggunakan dan merubah “kekayaan intelektual” ini. Beberapa kelompok atau orang lebih ekstrim menyatakan bahwa seluruh kekayaan intelektual adalah hak (milik) Tuhan, sehingga makhluk tidak berhak mengklaim sumber/source kekayaan intelektual tersebut untuk menciptakan rezim kapitalistik.
Open source sendiri berada di tengah-tengah dua paham yang berseberangan, memang masih banyak pemahaman bahwa open source termasuk dalam kategori copyleft. Tetapi beberapa kalangan lebih memahami open source sebagai sumber terbuka semata, siapapun berhak mengubah, menyebarkan, memodifikasi dan melakukan apapun setelah mendapatkan kekayaan intelektual tersebut. Cara mendapatkan kekayaan intelektual tersebut bisa dengan membeli maupun mendapatkan secara hibah (diberi secara cuma-cuma).
Open source merupakan jawaban, maraknya pembajakan di bumi pertiwi; juga jawaban “galaunya” para developer aplikasi/software dan penyampai ide/gagasan (baca pengarang) bagaimana mereka juga mendapatkan haknya atas jerih payah mereka selama ini.
Jelas ini merupakan pendidikan kepada seluruh kalangan, bagi developer/pengembang software, jelas mereka dihargai dan diakui atas ide/kreasi mereka; Bagi pengguna, tentu hal yang sangat baik, karena mereka dapat menggunakan software/aplikasi tersebut secara legal; Pengembang dapat memperoleh penghasilan secara materiil (uang-menjual aplikasi tersebut dengan harga yang terjangkau) maupun immateriil (kebaikan-karena hibah). Dan rata-rata software open source bersifat hibah/diberikan secara cuma-cuma.
Kedua, grOS 1.04 fokus pada pengguna linux pemula. Dimana mereka (baca pengguna pemula) menginginkan kemudahan operasional aplikasi-aplikasi yang ada. Rata-rata mereka adalah pengguna sistem operasi berbayar windows yang memanjakan pengguna dengan sekali klik tanpa harus mikir, tampilan desktop yang cantik tanpa harus banyak belajar. Konsep kemudahan inilah yang ditawarkan oleh grOS 1.04 pengguna langsung mendapatkan paket-paket aplikasi untuk kegiatan komputasi lebih dari yang diinginkan.
Untuk aplikasi perkantoran sudah ada libreoffice yang terkenal handal dan kebal virus sality yang biasa memporak-porandakan pertahanan windows. Juga pengguna mendapatkan aplikasi perkantoran yang tampilannya mirip dengan microsoft offie, yaitu WPS office yang diperuntukkan bagi penguna yang mengalami kesulitan melakukan migrasi dari microsoft office. Hanya saja WPS office ini masih egois terhadap saudara tuanya, dia tidak mau menyertakan open dokumen format sebagai standar Internasional penyimpanan dokumen. Aplikasi multimedia yang lengkap, dari sekedar memainkan musik, video maupun membuat vedeo pembelajaran. Aplikasi pendidikan yang lengkap dari kamus multibahasa, geografi, fisika, kimia, biologi, matematika, dan lain sebagainya.
Aplikasi untuk menjalankan program windows (wine). Masih banyak program aplikasi/software yang hanya dibuat berbasis windows, ini jelas menyulitkan pengguna open source, untunglah beberapa aplikasi bisa dijalankan di wine, atau bila wine tidak mendukung aplikasi windows tersebut, pengguna dapat menggunakan aplikasi berbayar yang mendukung aplikasi windows tersebut. Aplikasi oprek komputer yang lengkap, pengguna secara bebas dapat melakukan apapun untuk meningkatkan kinerja komputer, mempercantik dekstop dan lain sebagainya.
Beberpa tools yang dibutuhkan oleh pengguna komputer.
Menyediakan antarmuka, aplikasi yang simple jelas merupakan peluang dan tantangan bagi seluruh pecinta, pemerhati, pengguna, dan pengembang open source. Peluang ini yang harus diambil oleh Linux Lover semua untuk mewujudkannya, apapun distronya.
Ketiga, grOS melibatkan akar rumput (basis-grassroot) dari seluruh proses awal hingga aplikasi-aplikasi yang sebaiknya dimasukkan dalam grOS 1.04. Anggota komunitas linux (Linux Lover) ikut berkontribusi berupa kritik, saran maupun masukan. Jelas ini merupakan “show of force” bahwa pemilik grOS sesungguhnya adalah pecinta, pengguna, pemerhati linux yang sering disebut grOSer Indonesia dan Linux Lover. Tentu ini menumbuhkan rasa memiliki atau bahasa jawanya handarbeni, yang nilainya tak bisa dirupiahkan karena sangat istimewanya mereka. Lihat kontribusi mereka, itu masih sebagian lho.
Keempat, grOS didukung oleh relawan-relawan dari berbagai kalangan, mereka rela berdarah-darah demi mewujudkan mimpi bersama. Dari komunitas pemberdayaan masyarakat, radio komunitas, RTIK (Relawan TIK), IBT (Indonesia Backtrack Team), LDA (Linux Desktop Art) maupun personal yang rela meluangkan waktunya demi unggulnya open source di Indonesia. Dan kesempatan untuk menjadikan grOS sebagai ladang amal/kebaikan masih sangat terbuka buat siapapun.
Kelima, kedepan, grOSteam akan menyertakan grOS-apps sebagai wadah dari kontribusi berbagai kalangan, grOS menawarkan peluang bagi pengembang/developer, pengarang, dan atau siapun untuk mengaktualkan dirinya berkontribusi bagi masyarakat. Baik berupa aplikasi terapan/siap pakai, ebook maupun aplikasi lainnya. (aplikasi yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari, seperti untuk industri kecil -umkm, industri kreatif, agroindustri -pertanian dan kelautan, aplikasi terapan untuk pendidikan, dll)
Open source membolehkan pencipta kekayaan intelektual menjual dengan harga terjangkau atau menghibahkan/mewakafkan aplikasi/ebook tersebut dengan nilai kebaikan yang kelak dapat dijadikan tabungan di akhirat.
grOS-TEAM berijtihad untuk memasang grOS-Apps di source list, memang ini bukan hal yang baru, tetapi paling tidak menjadi oase bagi pengembang dan pemilik ilmu pengetahuan untuk mengaktualisasikan kekayaan intelektualnya, apapun bentuknya.
Dasar pemikiran diatas tidak semuanya berasal dari grOS-TEAM, tetapi lebih banyak dari grOSer Indonesia dan komunitas Linux Lover seperti Kang Ade Malsasa Akbar, dll. Terima kasih atas segala kontribusinya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Salam Open Source Indonesia.
Source: Link.
Tentang Penulis
Catatan Sebelumnya
-
GrombyangOS Sabet Dua Gelar Sekaligus dalam Satu Indonesia Award
January 26, 2016 • berita
Jakarta, GrombyangOS. – Setelah melewati beberapa tahap dan proses penyeleksian, akhirnya GrombyangOS terpilih sebagai pemenang karya inovatif bidang Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) dalam ajang penghargaan Semangat Astra Terpadu (Satu) Indonesia Award yang digelar hari Rabu (21/10) di Gedung Astra International Tbk. Willliam Soeryadjaya Hall, Jalan Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara.